Kamis, 18 Juli 2019

Sehat itu mahal,mahal itu sehat!!!



Sehat itu mahal. Mahal itu sehat. Sebuah ungkapan yang ga asing di telinga. Wajar sih, kan kalau sakit repot juga, keluar biaya juga buat periksa dan beli obat.

 So, that’s why we can’t called it just a cheap stuff. Sekali-kali ngomongin tentang healthy-life kuy. Teringat sabda Rasul :

 “Sesungguhnya mukmin yang kuat itu lebih disukai Allah daripada mukmin yang lemah.” (HR Muslim, Ahmad, Ibnu Majah, dan An-Nasa’i” so kuy bahas tentang healthy-life.

Lebih baik mencegah daripada mengobati… pepatah ini harus diresapi karena biaya berobat sekarang semakin lama semakin melambung harganya.

Saya punya seorang kenalan yang dulunya bisa dibilang pedagang besar, omset ok, punya beberapa toko pokoknya kehidupannya nyaman banget.
Suatu hari dia jatuh sakit karena terlalu workaholic dan perokok juga, sehingga harus operasi besar dengan biaya cukup menguras kocek… yang menakjubkan adalah biaya pengobatannya mencapai puluhan juta tiap bulan sampai akhirnya sekarang usahanya yang besar jadi menciut tiba-tiba, dagangan habis tidak punya modal baru, mobil pun dijual… pokoknya abis-abisan deh…harus mulai dari nol lagi.

Dari pengalaman beliau ini saya berpikir, ternyata yang katanya sehat itu mahal memang benar adanya…namun sering kita abaikan demi segenggam berlian betul?

Karena itu sobat BL walau kita harus kerja keras buat kejar omset biar dapur ngebul, jangan lupa selalu jaga kesehatan…makan teratur, tidur cukup, minum vitamin, mulai rajin olahraga dan kurangi merokok buat yg perokok. Sebab sehat itu MAHAL.

Sekian info dari saya.
  "Silakan di share"

Rabu, 17 Juli 2019

Ciri-ciri Anak Sehat Jasmani dan Rohani


Mari kita pelajari lebih lanjut.

Anak sehat tentu menjadi idaman setiap orang tua. Definisi sehat, tidak hanya dilihat dari aspek fisik saja, tapi juga secara rohani (kesehatan jiwa). Untuk memastikan kondisi anak sehat dan baik, orang tua perlu mengenal ciri-ciri anak sehat secara jasmani dan rohani.

Beragam cara dilakukan orang tua untuk membuat buah hatinya menjadi anak sehat. Mulai dari membawa anak untuk check upkesehatan rutin ke dokter anak, melengkapi imunisasi, dan memberikan nutrisi untuk mendukung tumbuh kembangnya. Agar masalah kesehatan dan tumbuh kembangnya dapat dideteksi secepat mungkin, orang tua perlu mengetahui ciri-ciri Anak yang sehat dari segi fisik dan juga mental.

Anak Sehat secara Jasmani

Anak sehat secara jasmani berarti anak berada dalam keadaan fisik yang prima dengan pertumbuhan yang baik.

Ciri-ciri anak sehat secara jasmani, di antaranya:

• Aktif melakukan kegiatan fisik
Aktivitas fisik merupakan rangkaian gerakan tubuh guna membakar energi yang didapatkan dari makanan. Contohnya adalah berolahraga, seperti berjalan, berlari, berenang, atau bersepeda.
Anak-anak yang rutin melakukan kegiatan fisik akan cenderung lebih percaya diri, mudah berkonsentrasi di sekolah, mudah berbaur dengan teman, mudah berbagi dan bekerja sama, serta lebih nyenyak tidur. Belum lagi manfaatnya bagi tubuh seperti memperkuat tulang, otot, jantung, paru-paru, dan mencegah obesitas.Pertumbuhan yang baik
Setiap anak memiliki laju tumbuh kembang yang unik. Meski demikian, penambahan tinggi dan berat badan yang normal pada anak akan meningkat secara proporsional. Pertumbuhan pesat biasanya akan terjadi saat pubertas, yaitu usia 9-14 tahun pada anak perempuan dan 10-14 tahun pada anak laki-laki. Normal atau tidaknya pertumbuhan anak dapat diketahui melalui grafik pertumbuhan, yang dapat diperiksa oleh dokter.Tampilan fisik yang sehat
Contohnya adalah kulit tampak sehat, tidak terlalu kering, berbentol atau korengan. Rambut juga tidak rontok, kulit kepala tidak berkutu, serta kuku dalam keadaan bersih dan tidak mudah patah. Selain itu, lidah berwarna pink, mulut tidak berbau, dan gigi tidak berlubang atau tidak berkarang.


Ciri-ciri Anak Sehat secara rohani

Kesehatan jasmani anak memang penting, tapi jangan abaikan kesehatan rohaninya. Kesehatan rohani atau kesehatan mental berkaitan dengan sikap, kepribadian, perkembangan bahkan kemampuan akademik anak.

Kesehatan mental merupakan cara anak memandang dirinya sendiri dan lingkungannya. Hal ini berhubungan dengan kemampuan anak menghadapi stres dan tantangan.

Ciri-ciri anak sehat secara rohani, di antaranya:



Emosi stabil

Anak yang sehat secara mental akan menunjukkan perilaku yang baik dan sopan. Anak tidak menunjukkan tantrum atau bersikap agresif terus-menerus. Emosinya cenderung stabil, jarang terlihat sedih, atau tidak menarik diri secara tiba-tiba.Ceria dan percaya diri
Anak bersikap ceria dan menikmati hidup. Selain itu, anak merasa percaya diri, dan tidak memiliki kekhawatiran atau kecemasan berlebihan terhadap tampilan fisik atau pola makannya.Mudah bergaul
Anak dapat bersikap mandiri dan tidak bergantung pada orang tua. Sehingga ketika dihadapkan pada pergaulan sosial, dia tidak memiliki kecenderungan menghindar. Anak mudah berbaur dan bergaul dengan anak-anak lainnya di sekolah maupun lingkungan sekitar rumah.Mudah belajar
Anak tidak mengalami kesulitan berkonsentrasi, sehingga mudah mengikuti pelajaran di sekolah.Cukup istirahat
Anak dapat tidur nyenyak dan cukup setiap harinya. Anak tidak mengalami gangguan tidur, baik itu sulit tidur atau tidur dalam durasi lama. Idealnya, anak Balita membutuhkan waktu tidur selama 10 – 13 jam. Sedangkan anak usia sekolah membutuhkan tidur selama 9 hingga 11 jam setiap malam.

Jika Anda mendapati perubahan fisik pada anak yang menyangkut kesehatan tubuhnya, segera konsultasikan ke dokter. Begitu pula bila menemukan perubahan mood atau sikap anak yang berlangsung selama berminggu-minggu.

Ajak anak untuk menceritakan apa yang dia rasakan dan tunjukkan empati terhadap keluh kesahnya. Jika Anda merasa butuh bantuan atau tidak mampu menangani masalah yang dihadapi anak, berkonsultasi ke psikolog atau dokter mungkin bisa menjadi jalan keluar.

Ditinjau oleh : dr. Kevin Adrian

Asinan - Zaman Now



Bahan :
30 buah Rambutan
20 buah Lengkeng
1 buah Apel Fuji
1 buah Jambu Batu
1/2 Ikat Anggur
20 buah Strawberry
1 buah Mangga
1 buah Nanas
1 buah Delima
20 buah Jeruk Songkit
10 buah Asinan Kiamboy
30 buah Cabai Rawit Merah Potong
Garam
 Gula
Terasi

Langkah pertama :
Kupas buah rambutan dan lengkeng, buang bijinya. Kupas buah apel, jambu batu, mangga dan nanas, potong sesuai selera. Cuci bersih anggur, strawberry, sisihkan. Kupas buah delima, sisihkan.

Langkah kedua :
Peras jeruk songkit, sisihkan beberapa untuk diiris tipis. Sisihkan.

Langkah ketiga :
Campurkan semua buah yang sudah disiapkan dengan kiamboy dan air perasan jeruk. Tambahkan potongan cabai rawit, garam, gula dan terasi secukupnya.

Langkahke empat :
Simpan didalam kulkas, minimal 2 jam. Asinan kekinian siap disantap.

Semoga puas dengan resep ini. Jangan lupa Like Share dan Follow #juragan-inf0

Senin, 01 Juli 2019

Bahaya gadget bagi anak, dari fisik sampai psikis




Kita tahu, gadget saat ini tidak bisa dipisahkan lagi dari kehidupan masyarakat untuk menjalani kesehariannya. Penggunaan gadgetbahkan juga sudah mulai mewabahi anak-anak. Padahal, sebagian orangtua mungkin sudah menyadari tentang dampak maupun bahaya gadget bagi anak.

Penggunaannya yang berlebihan tentu bisa menimbulkan dampak buruk, bagi kesehatan fisik maupun mental anak.

Bahaya gadget bagi anak jika digunakan berlebihan

Seorang Associate Professor of Paediatrics di Bangkok, Dr. Rawat Sichangsirikarn mengatakan bahwa ponsel memang telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan bantuan gadget, kita dapat memeroleh informasi baru dan berkomunikasi dengan cepat. Namun di sisi lain, mereka punya efek samping yang berbahaya.

Dampak tersebut begitu serius ketika para orangtua mengizinkan anak-anak mereka menggunakan teknologi gadget, termasuk ponsel atau tablet untuk jangka waktu yang lama. Hal tersebut akan menimbulkan bahaya gadget bagi anak. Screen time yang berlebihan dapat menimbulkan risiko serius pada kesehatan fisik maupun mental anak.

Menggunakan aplikasi yang kurang aman bagi si kecil dan kebebasan akses internet yang tanpa batas juga dapat membahayakan mereka. Misalnya, mereka dapat mengakses jejaring sosial yang berbahaya dan tidak pantas, atau terpapar situs web pornografi atau ancaman  pemangsa pedofil.

Cara gadget memengaruhi perkembangan anak

Bahaya gadget bagi anak bisa dirasakan ketika mereka menggunakan gadget terlalu lama. Mereka dapat memengaruhi kesejahteraan fisik, mental, dan emosional anak dalam berbagai cara.

Kesehatan fisik

Menatap layar ponsel pintar dan gadget

untuk jangka waktu yang lama meningkatkan risiko gangguan mata, seperti miopia dan mata lelah.Anak-anak dapat mengalami kurang tidur dan kurang bisa fokus. Hal ini mengarah pada siklus tidur yang tidak sehat karena anak-anak lebih mengantuk pada siang hari dan kurang tidur di malam hari. Bahkan, jika setiap 15 menit anak menggunakan perangkat pintar, artinya mereka kehilangan 60 menit waktu tidur.Anak-anak yang usianya lebih kecil bisa mengembangkan gangguan keterlambatan bicara yang lebih lama seiring dengan meningkatnya screen time.Anak-anak dapat mengalami berbagai masalah fisik, seperti peningkatan berat badan karena kurang gerak, insomnia, sakit kepala, nutrisi yang buruk, dan masalah penglihatan.

Kesehatan mental

Bahaya gadget bagi anak dapat menimbulkan masalah kesehatan mental dan perubahan perilaku, hingga depresi.Mereka mungkin juga menjadi agresif dan mudah tersinggung jika orangtua tidak memberi mereka akses menggunakan ponsel atau tablet. Iritabilitas juga akan mempengaruhi keterampilan lainnya, khususnya dalam hal menahan diri, berpikir, dan mengendalikan emosi. Padahal, keterampilan ini membentuk dasar untuk kesuksesan di masa depan.Anak-anak dapat mengembangkan berbagai masalah mental, seperti kecemasan, kesepian, rasa bersalah, isolasi diri, depresi, dan perubahan suasana hati. Paparan terhadap gadget juga dapat meningkatkan risiko ADHD dan autisme pada anak-anak.

Keterampilan Umum

Anak-anak yang terpapar gadget pintar untuk waktu yang lama bisa kehilangan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dasar penting lainnya.

Misalnya, mereka tidak belajar bermain secara mandiri atau dengan teman sebaya mereka, mereka kehilangan kesempatan belajar untuk berpikir secara mandiri, kehilangan waktu membaca dan menulis. Ini adalah keterampilan sosial yang sangat penting untuk pertumbuhan di masa depan.

Jadi mulai sekarang, batasi waktu bermain gadget untuk si kecil ya, Bun!